Poligami itu harus tahu ilmunya. Tak sekedar keinginan. Tak bisa untuk coba-coba. Tak bisa juga sekedar gaya. Poligami itu sunah, tapi jangan dibikin wajib, kecuali situasi dan kondisi yang memaksa seseorang wajib poligami.
Poligami itu harus mempertimbangkan rasa. Rasa suami yang memendam kerinduan. Rasa istri yang pencemburu. Rasa orang tua yang tidak mudah menerima keadaan, Rasa anak-anak yang belum tentu bisa mengerti. Dan rasa orang-orang sekitar yang tidak mudah untuk memberikan pengertian. Poligami itu harus mempertimbangkan banyak rasa.
Poligami itu harus pertimbangkan harta. Walau masih sering saya temukan seorang kawan poligami tanpa harta yang berlimpah. Walau tetangga desa saya ada yang poligami walau pekerjaannya hanya seorang pengamen jalanan. Walau saya berteman dengan seorang yang miskin harta tapi masih bisa berbagi cinta. Yang pasti, poligami harus pertimbangkan harta. Bukan harus kaya, tapi pertimbangkan harta.
Poligami itu harus dilakukan oleh siapapun yang dalam kondisi harus poligami. Karena poligami ini bagian dari bab nikah. Nikah itu terkait dengan situasi dan kondisi yang menjadi sebab hukum nikah itu sendiri. Bisa sunah bagi sebagin orang, bisa wajib bagi orang yang lain. Bisa juga haram untuk saya, bisa jugasuatu saat hal ini menjadi sesuatu yang boleh.
Poligami itu harus diterima sebagai sesuatu yang biasa. Bukan hal yang harus ditakuti, bukan juga hal yang harus dipaksakan. Buat kawan yang mau poligami monggo, yang belum siap jangan ngiri. Ini perasaan saya yang tidak mewakili perasaan perempuan. Yang tentunya pasti ada perbedaan yang sulit dipertemukan.
Jangan sampai benci poligami, karena bisa saja Tuhan kasih ujian dari sesuatu yang kita benci. Benci poligami, lalu situasi kondisi memaksa untuk dipoligami atau melakukan poligami, khan nyesek tuh.
Photo nemu di Facebook, viral entah punya siapa.