Pernahkah kita melihat anak kecil dengan usia dibawah tujuh tahun terlihat sangat aktif?. Selalu melakukan beberapa hal seperti bermain, loncat-loncatan, berlarian kesana kemari sulit diatur seperti tidak pernah mempunyai rasa lelah. Itulah yang dinamakan anak hiperaktif. Jika anda sekarang menjadi seorang ibu bagi anak hiperaktif, sebaiknya anda terlebih dahulu mengetahui apa devinisi anak hiperaktif.
Anak hiperaktif dimasukkan dalam katagori Attention devicit hyperactivity disorde (ADHD). Ciri-ciri anak hiperaktif bisa dilihat semenjak mereka masih bayi. Biasanya dia terus menangis, sedikit tidur dan sedikit istirahat. Setelah dewasa, anak hyperaktif cenderung banyak omong, susah jika diminta duduk meski hanya sejenak, ceroboh dalam melakukan sesuatu, agresif, susah tidur dan beberapa gejala lainnya.
Dalam dunia kedokteran, penyebab anak hiperaktif sampai sekarang belum diketahui. Tapi banyak yang mengatakan bahwa penyebab anak hiperaktif adalah faktor keturunan dari keluarga. Biasanya, anak hiperaktif mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Hanya saja, ada sebagian orang tua yang belum bisa melihat hal tersebut. Untuk itu, anak hoperaktif perlu mendapatkan penangannan yang intensif dari orang tua, guru, lingkungan maupun dokter untuk memberikan ruang yang kondusif agar bakatnya tersalurkan kepada hal yang lebih positif.
Ada tiga tipe anak hiperaktif. hiperaktif implusif, hiperaktif inatensi, hiperaktif kombinasi.hiperaktif implusifcirinya dia selalu lemah dalam merespon, terlalu energik, sulit dikendalikan, banyak bicara, dan melakukan sesuatu dengan tidak sabar. Hiperaktif intensif cirinya dia tidak dapat memusatkan perhatian secara utuh, sulit berkonsentrasi, mudah mengalihkan perhatian, mudah melamun dan sulit diajak berbicara. Sedangkan hiperaktif implusif cirinya adalah sulit untuk mengikuti permainan karena konsentrasinya sering terpecah.
Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk membantu peran ada menjadi ibu bagi anak hiperaktif.
Pertama, Mengatasi Anak Hiperaktif Sebelum Usia Sekolah
Anak hiperaktif paling terlihat gejalanya saat umur mereka masih di bawah tujuh tahun. Cara yang paling efektif adalah menerapkan kedisiplinan yang tinggi dengan sistem reward and punishment.Susunlah beberapa peraturan yang harus mereka taati. Jika mereka bisa menaati dengan baik, berilah pujian dan juga reward sederhana.Seperti mengajaknya berlibur ke tempat-tempat yang mereka sukai. Namun anda juga perlu menegaskan. Jika mereka melanggar, pasti ada hukuman yang harus mereka terima. Seperti tidak ada liburan untuk akhir minggu ini. Jangan berikan omelan terlalu banyak. Karena omelan hanya akan membuat mereka semakin berontak.
Baca Juga Jika Harus Menjadi Ibu Kedua
Baca Juga Jika Harus Menjadi Ibu Kedua
Usahakan anda tetap memberi perhatian pada mereka. Agar sikap aktif mereka masih bisa dikontrol dan tidak terjerumus pada hal-hal negatif.
Kedua, Mengatasi Anak Hiperaktif Setelah Memasuki Sekolah
Ketika mereka telah memasuki usia sekolah, anda harus lebih hati-hati.terutama dalam memilih sekolah untuk anak hiperaktif. Pilihlah sekolah yang baik agar dapat membantu tumbuh kembangnya menjadi lebih terkontrol. Hindari sekolah yang di dalamnya penuh dengan anak kurang baik agar anak hiperaktif anda tidak terdorong menuju tumbuh kembang yang negatif.
Untuk masalah makanan, berilah makanan yang mengandung banyak karbohidrat atau gula seperti nasi dan produk olahan tepung. Berikan juga makanan yang mengandung kalsium dan magnesium seperti sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Karena gerak tubuh anak hiperaktif sangat dinamanis, sehingga sistem metabolisme tubuhnya pun lebih cepat, maka berikanlah porsi makanan yang lebih banyak daripada anak lainnya.
Itulah seputar anak hiperaktif dan cara mengatasinya. Semoga dapat membantu anda menjadi ibu bagi anak hiperaktif.
Baca Juga Saat Suami Pindah Kelain Hati